Peneliti Budaya Jawa, Susiyanto, menilai istilah Islam Nusantara belum jelas secara definisi dan terdapat perbedaan yang jelas dengan dakwah para wali.

“Kalau dari segi definisi, Islam Nusantara itu kan sebenarnya belum jelas definisinya seperti apa,” kata Susiyanto saat dihubungi Kiblat.net, beberapa waktu lalu.

Susiyanto menambahkan bahwa saat ini banyak sekali tafsiran tentang istilah Islam Nusantara sendiri. Penafsiran-penafsiran tersebut masih simpang siur, tergantung pemikiran orang-orang yang berpendapat tentangnya.

Setelah sempat ramai diperbincangkan bersamaan dengan munculnya bacaan Al-Quran langgam jawa di Istana Negara, istilah Islam Nusantara kembali digaungkan dalam pembukaan Munas Alim-Ulama NU di Masjid Istiqlal, Ahad (14/06).

Bahkan dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi juga menyuarakan istilah yang sama dengan menyatakan “Islam kita adalah Islam Nusantara, Islam yang penuh sopan santun, Islam yang penuh tata krama.”

Dalam kampanyenya, orang-orang yang mengusung istilah Islam Nusantara sendiri selalu mengaitkan dengan sepak terjang Wali Songo dalam mensyiarkan Islam. Semangat dakwah para wali itulah yang kemudian seolah-olah mendorong kemunculan Islam Nusantara.

Menanggapi hal itu Susiyanto menilai bahwa ada perbedaan antara Islam Nusantara dengan dakwah para wali. Menurutnya, pada masanya Wali Songo tidak menginginkan Islam Nusantara sebagai target dakwah mereka.

“Tapi mereka itu sedang melakukan proses pengislaman Nusantara. Jadi, saya melihat ini dua hal yang berbeda,” tandasnya.

 

Reporter : Imam S.

Editor: Fajar Shadiq
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: