Ketua Umum PP Pemuda Persatuan Islam (PERSIS), Ustadz Tiar Anwar Bachtiar mengatakan tidak perlu memunculkan istilah-istilah baru untuk mengajarkan moderatisme Islam seperti istilah Islam Nusantara belakangan ini.

“Islam disebut Islam saja sudah moderat dan anti ekstrimisme,” katanya saat dihubungi kiblat.net, pada Kamis (18/6).

Lanjutnya, bila Islam dijalankan dengan benar dan serius sudah pasti moderat dan menolak ekstrimisme. Sehingga tidak perlu ditambahkan embel-embel Nusantara.

“Kalaupun di Islam ada perbedaan cara pandang dan mazhab itu biasa saja. Tidak ada persoalan, kalaupun ada yang muutasyadid (keras) dalam fiqh atau mutasahil (menggampangkan). Tetapi, baik yang musyadid dan mutasahil dalam menjalankan ajaran Islam itu sama, akan berpegang dengan prinsip moderat,” terangnya.

Karena, katanya, Islam itu sendiri merupakan ajaran washaton (pertengahan/moderat). Bila seseorang menjalankan Al-Quran dan Sunnah dengan benar dia pasti moderat.

“Kalaupun ada orang yang dikit-dikit perang, itu pasti tidak pakai dalil,” cetus sejarawan Islam itu.

Seperti diketahui, istilah Islam Nusantara diklaim para pengusungnya sebagai ciri khas Islam di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan bertolak belakang dengan ‘Islam Arab’.

Wacana ini telah menimbulkan kontroversi di kalangan ulama, cendekiawan dan penganut Islam di Indonesia.


Reporter: Bilal Muhammad

Editor: Fajar Shadiq
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: